Pelaksanaan Gugat Cerai Di Pengadilan Agama Ditinjau dari Mazhab Syafi’i (Studi Putusan Pengadilan Agama Binjai No. 258/Pdt.G/2016/P.A.Bji.)

Authors

  • Hasan Munthe hasan UIN Sumatera Utara

DOI:

https://doi.org/10.70826/jsisnu.v1i1.22

Keywords:

Khulu’, Iwadh, Gugat, Cerai

Abstract

Khulu’ merupakan jalan keluar yang diberikan oleh agama bagi Perempuan untuk
melepaskan diri dari ikatan perkawinan dengan konpensasi pembayaran tebusan
kepada suami. Dalam literatur fiqh tidak dikenal gugatan perceraian tanpa iwadh,
sedangkan dalam peraturan perundang-undangan ada konsep gugat cerai tanpa tebusa.
Penelitian ini merupakan penelitian normative yuridis. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan konsep gugat cerai antara mazhab Syafi’i
dengan Putusan Pengadilan Agama Binjai disebabkan perbedaan konsep. Dalam mazahb
Syafi’i ditetapkan bahwa Talak merupakan hak mutlak suami dan apabila Talak itu
diminta (digugat) oleh istri maka istri wajib memebrikan tebusan (iwadh) terhadap
suami. Sedangkan dalam Peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia
istri diberikan hak untuk mengggat suaminya tanpa harus memberikan iwadh.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Aminudin, S. (2024). Pengaruh Motif

Khulu’Terhadap’Iwadh Perspektif Kompilasi

Hukum Islam (KHI) dan Fikih Madzhab.

Tasyri’: Journal of Islamic Law, 3(2), 339–

Aziz, M., & Fahruddin, A. H. (2021). KEADILAN

GENDER DALAM ISLAM (Telaah Atas

Diskursus Hak Rujuk Perempuan dalam

Hukum Keluarga Islam). In Akademika (Vol.

, Issue 2). Universitas Islam Lamongan.

https://doi.org/10.30736/adk.v15i2.530

Darmawijaya, E., & Hasanah, F. (2020). Peran

Suami Istri Terhadap Peningkatan Angka

Perceraian di Mahkamah Syar’iyyah

Blangkejeren. El-USRAH: Jurnal Hukum

Keluarga, 3(1), 84–100.

Daud, F. K., & Syarif, N. (2021). HAK CERAI

PEREMPUAN DALAM HUKUM KELUARGA

ISLAM MAROKO. In Al-Ahwal: Jurnal Hukum

Keluarga Islam (Vol. 14, Issue 2, p. 159). AlJamiah Research Centre.

https://doi.org/10.14421/ahwal.2021.1420

Faik, Z. (2023). ANALISIS PUTUSAN HAKIM

TERHADAP CERAI TALAK DENGAN ALASAN

ISTRI MURTAD (Studi Putusan Nomor

Perkara 2349/Pdt. G/2021/PA. Wsb). UIN

Prof. KH Saifuddin Zuhri.

HAZM, P. I., & PUASA, T. H. (n.d.). A. Biografi Ibnu

Hazm.

Huda, M. (2022). Relevansi Konsep Khulu’Menurut

Imam Shāfi’i dan Imam Hambali dengan

Kompilasi Hukum Islam. IAIN Ponorogo.

Kawakib, M. N. (2022). Penolakan hakim terhadap

gugatan perkara cerai gugat pada putusan

nomor 170/pdt. g/2020/pa plk di Pengadilan

Agama Palangka Raya. IAIN Palangka Raya.

Kusmidi, H. (2018). Khulu’(Talak Tebus) dan

Implikasi Hukumnya dalam Perspektif

Hukum Islam. El-Afkar: Jurnal Pemikiran

Keislaman Dan Tafsir Hadis, 7(1), 37–50.

Rizal, Y. A. (2024). Cerai Gugat di Sebabkan Judi

Online (Analisis Putusan Mahkamah Syar’iyah

Banda Aceh). Universitas Islam Negeri ArRaniry.

Simatupang, R., Adly, M. A., & Firmansyah, H.

(2024). KAIDAH KAIDAH KHULU’. Relinesia:

Jurnal Kajian Agama Dan Multikulturalisme

Indonesia, 3(4), 136–146.

Thoat Stiawan, S. H. I. (2024). Hukum Istisna

dalam Sigat Talaq Menurut Imam Mazhab.

Pena Cendekia Pustaka

Downloads

Published

2024-05-10

How to Cite

hasan, H. M. (2024). Pelaksanaan Gugat Cerai Di Pengadilan Agama Ditinjau dari Mazhab Syafi’i (Studi Putusan Pengadilan Agama Binjai No. 258/Pdt.G/2016/P.A.Bji.). Jurnal Sahabat ISNU SU, 1(1), 23–34. https://doi.org/10.70826/jsisnu.v1i1.22